Senin, 15 Maret 2010

Simpati untuk Beckham yang Menangis

0
Milan - Semangat menggebu-gebu David Bckham guna mendapat tempat di timnas Inggris dan tampil di Piala Dunia 2010, plus upayanya bergabung dengan AC Milan, terhadang cedera. Menangislah dia.

Bencana itu datang justru ketika pertandingan Milan melawan Chievo tersisa sekitar empat menit. Sialnya, Beckham didatangi cedera engkel karena dirinya sendiri alias bukan ditekel pemain lawan. Posisi kakinya tidak pas saat akan menendang bola.

Cedera ini mengingatkan kekhawatiran Beckham menjelang Piala Dunia 2002, ketika ia dilanggar pemain Deportivo La Coruna, Aldo Duscher, saat masih berseragam Real Madrid. Semua upaya penyembuhan intensif dilakukan, Beckham pun berhasil keluar dari masalah metatarsal-nya dan ikut ke Korea-Jepang.

Kali ini kans itu sangat kecil. Pihak Milan mengatakan cedera Beckham membutuhkan sedikitnya tiga bulan. Bahkan bisa sampai enam bulan. Vonis awal itu mau tidak mau membuat pria 34 tahun itu harus bersiap-siap mengucap 'selamat tinggal' untuk Afrika Selatan.

Jika kemungkinan buruk itu benar-benar terjadi, sungguh Beckham berhak merasa sangat terpukul. Selain masih berambisi besar membela The Three Lions, ia juga begitu serius dalam menyadari "kesalahannya" pindah ke Amerika Serikat (LA Galaxy), sehingga dua kali "memaksa" dipinjamkan ke Milan. Pernah terbetik isu bahwa untuk bisa ke San Siro, ada yang harus ia keluarkan dari kocek pribadinya.

Soal ambisi dan profesionalme, Beckham jangan ditanya. Ia dikenal sebagai salah satu pemain bola profesional terbaik yang pernah ada, baik di dalam maupun luar lapangan, di waktu berlatih atau ruang ganti. Setiap bertanding, biarpun sudah tergolong veteran, ia masih saja terlihat ngotot, sangat serius, dan bekerja keras.

"Cedera Beckham membuat kami sangat bersedih hati. Dia langsung menyadari ada otot achilles-nya yang putus," ujar pelatih Milan, Leonardo. "Dia orang yang luar biasa dan pertandingan hari ni membuktikannya lagi. Saya tak bisa menikmati malam ini dengan cedera seriusnya ini."

Hingga berita ini diturunkan belum didapatkan komentar Beckham. Hal ini tidak mengherankan karena dia pasti masih bergulat dengan emosi, melebihi rasa sakit di engkelnya.

"Dia tidak (menghadapinya dengan) baik-baik saja. Dia menangis di dressing room, dia tidak bicara banyak. Ini mempengaruhi kami semua," ungkap bek Ignazio Abate.

Simpati lain dituturkan Gianluca Zambrotta. "Perasaanku tak pernah enak kalau ada teman setim yang cedera, seperti yang dialami David malam ini. Dia datang ke sini karena ingin membantu Milan kembali pada kejayaan, dan mungkin membuatnya dipanggil timnas Inggris."

"Setiap kemenangan yang kami peroleh di sisa musim ini, akan kami dedikasikan buat dia," tukas bek senior Italia itu.
Klasemen Liga Italia

Seri A
No.
KlubMMSKSGNilai
1.Inter28178353 - 2559
2.AC Milan28177447 - 2658
3.AS Roma28158548 - 3253
4.Palermo28137840 - 3446
5.Juventus28136946 - 4045
6.Sampdoria28128835 - 3444
7.Genoa281261049 - 4642
8.Napoli281011735 - 3241
9.Cagliari281161146 - 4139
10.Fiorentina281151236 - 3438
11.Bari281081033 - 3338
12.Chievo281051326 - 2835
13.Bologna28981132 - 3735
14.Parma28981129 - 3835
15.Catania287101132 - 3431
16.Udinese28871335 - 4131
17.Lazio285111222 - 3226
18.Livorno28661621 - 4124
19.Atalanta28581523 - 3923
20.Siena28571631 - 5122

Kekalahan Inter, Obat bagi Milan

0

MILAN - Gelandang AC Milan, Clarence Seedorf, semakin yakin dapat mengantar timnya juara Liga Serie A. Ia bersyukur karena Inter Milan di kandang Catania sehingga Milan bisa memendekkan jarak. 

Seedorf menjadi pahlawan kemenangan Milan saat mereka menjamu Chievo, Minggu (14/3/2010). Pemain asal Belanda itu mencetak gol semata wayang yang memenangkan Milan dengan skor tipis 1-0. Lebih dari itu, Milan kini semakiin mendekati Inter di puncak klasemen dengan nilai 58 atau hanya satu angka di bawah "I Nerazzurri". 

"Aku sangat bahagia karena (laga) malam ini sangat alot. Inter tahu kami hanya tertinggal satu poin dan kami akan berjuang hingga akhir liga," kata Seedorf kepada Sky TV

Kemenangan itu sekaligus menjadi obat bagi "I Rossoneri", yang baru saja dipermalukan Manchester United di ajang Liga Champions. Milan kalah agregat 7-2 dari tim asal Inggris itu sehingga peluang mereka meraih gelar juara hanya tinggal di Serie A. "Kekalahan Inter membuat kami cepat melupakan kekalahan di Liga Champions," tambah Seedorf.

Para pemain Milan pun begitu gembira dengan kemenangan timnya semalam. Usai pertandingan, Massimo Ambrosini dan kawan-kawan mengerumuni Seedorf dan merayakan kemenangan itu bak laga final.

Leonardo Sedih Ditinggal Beckham

0

MILAN - Pelatih AC Milan, Leonardo, tak bisa menyembunyikan kesedihan karena harus kehilangan David Beckham saat timnya meraih kemenangan 1-0 atas Chievo, Minggu (14/3/2010). Baginya, kehilangan Beckaham sangat menyesakkan.

Milan semestinya senang karena kemenangan itu memangkas jarak mereka dengan Inter Milan sebagai pemimpin klasemen Serie A. Namun, Leonardo tak dapat sepenuhnya bergembira karena Beckham mengalami cedera serius pada otot tendon kaki kirinya. Gelandang Inggris itu diperkirakan absen tiga bulan dan terancam batal ke Piala Dunia 2010.

"Beckham cedera membuat perasaan kami menjadi buruk karena dia pemain bagus," kata Leonardo. "Gol telat (dari Clarence Seedorf) itu menempatkan kami hanya berjarak satu poin tetapi kami tak bisa merayakan sepenuhnya. Dia (Beckham) mengatakan kepada saya bahwa dia cedera serius sesaat meninggalkan lapangan. Ketika tendon rusak, otot menjadi tegang. Saya merasa sangat kasihan kepadanya," tambahnya.

Pada laga semalam, Beckham terpaksa keluar tanpa diganti oleh pemain lain karena Milan sudah tiga kali mengganti pemain. Ia tampak kesakitan sebelum menendang bola serta memegangi pergelangan kaki kirinya. Begitu keluar lapangan, mantan kapten Inggris itu langsung terbaring, lalu ditandu keluar lapangan.

Seedorf Dorong Milan Gencet Inter

0

MILAN - Gelandang AC Milan, Clarence Seedorf, mencetak gol di masa injury time yang menentukan kemenangan timnya 1-0 atas Chievo dalam duel lanjutan Serie-A, di San Siro, Minggu (14/3/2010). Milan kini duduk di posisi kedua dengan 58 poin, atau cuma terpaut satu angka dari penguasa klasemen, Inter Milan.

Hasil itu cukup melegakan mengingat AC Milan memang mendominasi laga sejak awal. Namun, buruknya penyelesaian akhir dan kesigapan kiper Stefano Sorrentino membuat banyak peluang terbuang.

Bermain di kandang sendiri, Milan mencoba menggiatkan serangan sejak menit awal. Hasilnya, di menit keempat, mereka nyaris unggul melalui Ronaldinho.

Mengandalkan aksi individu, Ronaldinho melewati dua pemain lawan sebelum melepas tendangan dari luar kotak penalti, yang sayangnya melenceng dari sasaran.

Ancaman di menit awal membuat Chievo menunda agresi dan fokus kepada usaha mengokohkan benteng. Usaha mereka cukup efektif mematahkan alur umpan Milan di tengah jalan.

Untuk mengatasi kendala itu, Milan mencoba melakukan tendangan-tendangan jarak jauh. Pada menit ke-21, misalnya, Andrea Pirlo melepaskan tendangan, yang sayangnya melambung di atas mistar gawang.

Tiga menit berselang, Beckham berhasil memperbaiki peluang gol Milan dengan mengirim umpan akurat kepada Marco Boriello, yang ada di kotak penalti. Boriello kemudian berhasil menanduk bola. Sayang, bola masih bisa ditepis Stefano Sorrentino.

Terus mengalami kegagalan, Milan tak putus asa. Memanfaatkan berbagai sisi lapangan dan memainkan variasi umpan, Milan terus menggebrak benteng Chievo. Namun, skor 0-0 tak berubah hingga turun minum.

Sepanjang babak pertama, Milan menguasai bola sebesar 64 persen dan melepaskan satu tembakan tepat ke gawang dari delapan percobaan. Bandingkan dengan Chievo yang membuat dua peluang emas dari empat kali usaha. 

Memasuki babak kedua, Milan kembali mengendalikan permainan. Mengandalkan permainan umpan silang dan terobosan, mereka kembali menggencet Chievo. Beberapa peluang gol pun tercipta. Namun, buruknya eksekusi dan peruntungan, membuat Milan terus gagal membobol gawang Sorrentino.

Pada menit ke-57, misalnya, mengandalkan kemampuan individu, Ronaldo menggocek bola dan masuk ke kotak penalti, sebelum melepaskan tendangan, yang membentur tiang kiti gawang Chievo.

Di tengah maraknya gempuran Milan, Giampiero Pinzi nyaris membawa Chievo unggul di menit ke-63. Memanfaatkan umpan Andrea Mantovani, Pinzi menanduk bola dari depan gawang Milan. Sayang, bola malah meluncur melebar keluar lapangan.

Chievo belum lagi mengejutkan Abbiati ketika Filippo Inzaghi mendapatkan peluang bagus mencetak gol di menit ke-73. Menguasai bola di kotak penalti, ia menggocek bola. Namun, sebelum meneyapk bola, Sorrentino berhasil menghentikannya dan merebut bola.

Terus-menerus gagal, Milan tak putus asa dan terus bekerja. Akhirnya, memasuki masa injury time, Clarence Seedorf berhasil membobol gawang Sorrentino dan membawa Milan unggul. Mengandalkan aksi individu, Seedorf menggocek sejumlah pemain Chievo sebelum mengempaskan bola ke tengah gawang Chievo.

Chievo sempat mencoba melakukan balasan. Namun, belum sempat melakukan tekanan, langkah mereka dihentikan peluit panjang. 

Sepanjang 90 menit, Milan menguasai bola sebesar 61 persen dan melepaskan enam tembakan tepat ke gawang dari 19 usaha. Sementara itu, Chievo bisa membuat tiga peluang emas dari sepuluh kali percobaan. (*)

Susunan pemain
Milan: Abbiati; Favalli, Thiago Silva, Zambrotta, Abate (Oddo 45); Pirlo (Seedorf 79), Ambrosini, Gattuso (Inzaghi  57); Ronaldinho, Boriello, Beckham
Chievo: Sorrentino; Yepes, Mandelli (Morero 79), Mantovani, Sardo; Mantovani; Marcolini (Bentivoglio 79), Luciano; Pinzi; De Paula (Ariatti  72), Pellisier

Milan Beruntung, Chievo Harusnya Tak Kalah

0

MILAN - Pelatih Chievo, Domenico Di Carlo, menilai timnya seharusnya tidak kalah lawan AC Milan. Chievo berhak atas satu gol yang dianulir wasit. 

Dalam laga di San Siro, Minggu (14/3/2010) malam, "The Flying Donkeys" sebetulnya berhasil menggetarkan gawang Milan menjelang babak pertama usai. Namun, wasit menganulir gol Mario Alberto Yepes itu karena menganggapnya berdiri off-side saat Giampiero Pinzi melepas tendangan. Chievo akhirnya kalah 0-1 setelah Clarence Seedorf mencetak gol kemenangan untuk Milan menjelang laga berakhir. 

"Hasilnya tidak sesuai dengan usaha skuad kami. Di babak pertama, terutama, kami punya peluang lebih banyak dibanding mereka, jadi milan sedikit beruntung," kata Di Carlo. 

Di Carlo mengakui, Chievo semestinya "layak mendapat hasil lebih baik" dibanding kekalahan semalam. Namun, ia mengakui bahwa gol yang disarangkan Seedorf merupakan gol luar biasa, apalagi Milan bermain dengan sepuluh pemain. 

"Gol Seedorf luar biasa, ini salah satu serangan yang membuat olahraga ini enak ditonton. Kami harus memuji Milan karena mereka tetap yakin dengan sepuluh pemain dan mencari keberuntungan hingga akhir. Kami tetap gembira dengan penampilan kami," pungkas Di Carlo.