Sabtu, 19 Desember 2009

Bengkel Pemain Kunci Sukses Milan

0



PRESTASI AC Milan termasuk stabil, sejak klub ini dibeli Silvio Berlusconi. Dari era Ruud Gullit sampai kini, Milan rutin meraih gelar, setidaknya berada di papan atas. Kalaupun ada masa krisis, Milan bisa segera bangkit dan memperbaikinya.

Salah satu kunci sukses Milan terletak pada Milan Lab. Ini ibarat bengkel yang meneliti dan memperbaiki setiap "kerusakan" pemain atau tim.

Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, sampai bersedia merogoh kocek dalam-dalam untuk membelinya. Dia tahu betapa Milan Lab sangat berharga. Tapi AC Milan menggelengkan kepala. Tidak, Milan Lab tidak akan dilepas.

"Tim Merah Hitam" sadar Milan Lab adalah kunci sukses. Lembaga yang mulai berdiri sejak 2002 ini berperan besar terhadap pencapaian klub. Tidak terkecuali pada musim ini. Rahasia terbesar kebangkitan tim asuhan Leonardo tidak bisa dilepaskan dari Milan Lab. Melalui wadah Mind Room (ruang pikiran) yang ada di dalamnya, "I Rossoneri" sanggup mereparasi mental skuadnya yang berada dalam titik nadir.

Milan memerlukan perbaikan moral yang hancur. Maklum, setelah dipukul FC Zurich di Liga Champions serta tidak pernah bisa menang di Serie-A, mereka dihujat sana-sini.

Andrea Pirlo dkk benar-benar tertekan. Milanisti yang biasanya mendukung ikut mendamprat. Jangan tanya bagaimana pers. Ini kesempatan emas bagi mereka untuk "mencincang" segenap pihak di Milan.

Dalam kondisi seperti itu, Milan mesti bertemu AS Roma pada 18 Oktober. Berat, karena Roma selalu menang di Giuseppe Meazza dalam tiga musim terakhir. Lebih susah lagi, sesudahnya Milan juga bertamu Real Madrid (22/10) di Santiago Bernabeu.

Terbayang sudah turunnya Leonardo dari posisi pelatih plus terjadinya sebuah "pembantaian". Tapi, kenyataan yang terjadi berbalik 180 derajat. Roma mampu diatasi. Bahkan, Madrid dijungkalkan di Santiago Bernebau. Langkah apik berlanjut ke Serie-A dengan menaklukkan Chievo Verona (25/10).

Terlepas dari hasil partai melawan Napoli di San Paolo (29/10) yang berakhir 2-2, situasi Milan berubah drastis. Milan terlihat memiliki potensi untuk meraih sukses. "Kemenangan-kemenangan itu menunjukkan Milan masih sanggup untuk meraih hasil maksimal," tegas Wakil Presiden Milan, Adriano Galliani.

Kebangkitan itu tidak lepas dari membaiknya mental tim. Kepercayaan diri pemain mulai pulih. Galliani mengakui hal ini sebagai kunci. "Para pemain sempat kehilangan kepercayaan diri akibat kepergian Kaka. Padahal, dia hanya satu orang pemain saja," ujar Galliani.

Pada aspek Mind Room yang merupakan ruangan relaksasi bagi pemain menunjukkan keajaibannya. Pemain mampu mendapatkan kembali kepercayaan dirinya yang sempat hilang setelah di luar sana.

Di dalam Mind Room, segala aspek pemain dianalisis. Mulai dari gejala fisik, otak, hingga psikologi didata dengan rapi. Pemain juga akan dibimbing untuk melakukan meditasi di bawah bimbingan psikolog.

Kegiatan ini rutin dilakukan sehingga Milan Lab memperoleh data komprehensif setiap pemain. Dari hal itu, mereka menganalisis masalah dan kemudian mencari cara untuk menyembuhkannya.

Saat in,i masalah utama terbesar Milan terletak pada kepercayaan diri serta hilangnya gairah bermain dari beberapa pemain. Mind Room memfokuskan perbaikan terhadap hal tersebut. Nyatanya dengan metode biofeedback yang dikembangkan Thought Technology Ltd di Montreal (Kanada), Milan berhasil mengatasinya.

Lihat saja, Pirlo yang dituding kehilangan gairah mampu bermain memesona. Begitu pula Ronaldinho. Pelan-pelan, dia kembali menikmati bermain sepak bola. Contoh lain ada pada Alessandro Nesta dan Filippo Inzaghi. Kedua pemain veteran ini mampu mempertahankan performa apiknya.

Leonardo sebagai pelatih menikmati buahnya. Dia mudah menerapkan strategi karena para pemain bersemangat. "Rentetan kemenangan kami? Kami dapat berbicara mengenai angka atau nama, tapi yang terpenting adalah antusiasme di dalam grup yang saat ini begitu tinggi," jelas Leonardo.

Sebuah hal yang sulit terjadi tanpa adanya Mind Room.


MEDITASI SEPAK BOLA

Mind Room diadopsi AC Milan dari Thought Technology Ltd yang berbasis di Montreal (Kanada). Mereka mengembangkan metode untuk mengangkat performa mental seorang atlet yang dikenal dengan biofeedback.

Menurut wakil Presiden Thought Technology, Lawrence Klein, staf Milan akan melatih para pemain di dalam Mind Room. Mereka akan mengarahkan pemain agar bisa fokus, berkonsentrasi, serta dapat mengantar mentalitas untuk mencapai puncak penampilan.

Klein menyatakan, hal ini sangat penting. ”Tidak perlu dipertanyakan persiapan mental adalah kunci yang berbeda. Pasalnya, para pemain sudah pasti sangat fit dan punya talenta bermain istimewa. Peralatan kami akan mengantar pemain menuju kekuatan mental yang optimal,” ujar Klein.

Mind Room mempergunakan alat bernama ProCamp untuk melakukannya. Seperti apakah sistem kerjanya? Simak paparan kegiatan di dalam Mind Room berikut ini. 

1. Usai berlatih atau bertanding, pemain akan masuk ke dalam Mind Room. Mereka akan duduk di kursi santai dan dipasangi alat untuk mendeteksi tujuh tanda psikologi, mulai dari gelombang otak, tekanan otot, detak jantung, dan irama pernapasan. 

2. Sesudahnya psikolog akan membantu pemain rileks dan membimbing pemain untuk meditasi. 

3. Psikolog kemudian mengajak pemain untuk memvisualisasikan permainan mereka di lapangan. Untuk merangsangnya, pembimbing akan mempertontonkan video permainan mereka untuk beberapa saat. 

4. Jika ada masalah dalam permainan mereka, misalnya trauma karena gagal menendang penalti, beberapa aspek psikologis biasanya akan meningkat. Jika ini terjadi, pelatih akan mengajak pemain untuk rileks kembali. 

5. Ini terus dilakukan sampai pemain mampu memvisualisasikan permainan mereka secara utuh dalam sebuah proses meditasi.

Evra Siap Kawal Beckham

0





Bek Manchester United, Patrice Evra, senang bertemu kembali dengan David Beckham yang akan berkostum AC Milan, di babak 16 besar Liga Champions. Meskipun demikian, Evra berjanji akan membuat Beckham tak berkutik. 

Pernyataan itu berkaitan dengan hasil pengundian babak 16 besar Liga Champions yang digelar di markas UEFA, Nyon, Swiss, Jumat (18/12/2009). Dari hasil undian tersebut, "Setan Merah" akan bertemu "I Rossoneri". 

Ada sesuatu yang spesial pada pertemuan tersebut karena "Setan Merah" akan berjumpa lagi dengan Beckham, mantan gelandang terbaiknya. Pada Januari nanti, Beckham akan kembali membela Milan dengan status pemain pinjaman. Bekham juga pernah membela "Setan Merah" selama sepuluh tahun sebelum pindah ke Real Madrid pada 2003 silam. 

Tenyata, Evra punya misi khusus pada pertemuan akbar tersebut. Evra, yang berposisi sebagai bek kiri, akan berduel dengan Beckham. Maka, Evra berharap Beckham bermain jelek dan berjanji akan membuatnya tak berkutik. 

"Dia pernah memberikan sesuatu yang besar bagi Manchester United dan aku ingin mengatakan kepadanya 'Selamat Datang'. Aku suka pemain semacam dia. Dia masih salah satu pemain dengan kaki kanan terhebat di dunia ini. Tetapi, aku berharap dia bermain buruk dan aku memastikan dia untuk tidak tampil baik," beber Evra.

Leonardo: Motivasi Beckham Bertambah

0


Milan - Leonardo senang karena harapan David Beckham menghadapi Manchester United  terkabul. Pelatih AC Milan ini yakin motivasi Beckham akan bertambah saat kembali ke Old Trafford.     

Hasil undian babak 16 besar Liga Champions telah mempertemukan Milan dengan MU. Ini artinya harapan Beckham yang bergabung dengan Milan sebagai pemain pinjaman, terkabul karena dia berharap bisa bertemu mantan klubnya itu. 

Pelatih Milan, Leonardo pun senang dengan hasil undian tersebut khususnya juga untuk Beckham. "Saya sangat senang untuk David (Beckham) yang akan kembali bersama kami ke Old Trafford," ungkapnya seperti dilansir The Sun

"Dia akan super termotivasi, ini terjadi ketika ada implikasi personal dalam pertandingan besar. Namun tidak hanya David  akan super teromotivasi, semua pemain juga akan memberikan dampak pada dua klub ini" ujar Leonardo. 

Pelatih Milan ini juga yakin laga antara Milan dan MU di babak ini adalah laga yang sarat dengan gengsi. "Ini adalah dua tim besar dengan tradisi yang besar, dan babak ini akan menambah tradisi tersebut," tukasnya.

Fiorentina Tidak Gentar Hadapi Milan

0

Fiorentina memang akan berhadapan dengan tim kuat AC Milan pekan ini. Namun, menjamu I Rossoneri di Stadio Artemio Franchi, membuat bek Fiorentina Dario Dainelli tidak gentar.



Permainan Fiorentina memang sedang meningkat drastis. Bahkan, tim sehebat Liverpool berhasil dua kali La Viola tumbangkan di penyisihan Liga Champions Grup E pada musim ini.

Milan memang memiliki bomber-bomber berbahaya seperti Alexandre Pato, Marco Borriello, Filippo Inzaghi dan Klas-Jan Huntelaar. Namun, Dainelli tetap tidak bergeming.

“Kehadiran Alexandre Pato bersama Milan, membuat kami harus bertahan sebagai tim dengan baik dan mempertahankan tempo, tapi kami harus bermain tanpa kenal takut,” tegas Dainelli.

Kendati beberapa pemain andalan Fiorentina mengalami cedera, tim besutan Cesare Prandelli itu berhasil lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Prestasi ini lebih baik dari pada musim lalu.

"Kami sangat bersatu baik di lapangan dan luar lapangan,” tegas Danielli di Il Corriere dello Sport, Jumat (18/12/2009). “Ini bukan hanya retorik. Kami memiliki tim yang mampu keluar dari kesulitan."

CATATAN Liga Champions: Reuni Bertajuk Pembuktian Diri

0

hl


David Beckham dan Manchester United, Jose Mourinho dan Chelsea, Karim Benzema dan Olympique Lyon, Aleksandr Hleb dan Barcelona? Sepertinya babak 16 besar Liga Champions musim ini lebih bertajuk reuni.

Hasil drawing fase gugur pertama Liga Champions 2009/10 menampilkan hasil yang luar biasa. Dari delapan pertandingan yang akan dihelat dari pertengahan Februari hingga Maret, semuanya layak disebut big match.

Apa jadinya jika Bayern Muenchen bertemu Fiorentina, atau FC Porto saat menghadapi pasukan muda Arsenal, atau CSKA Moskwa kala bersua Sevilla?

Coba bayangkan pula ketika juara bertahan Barcelona diuji VfB Stuttgart, Girondins Bordeaux ditantang Olympiakos, Olympique Lyon berhadapan langsung dengan Real Madrid. Jangan lupa dengan duel akbar antara dua tim Inggris melawan wakil Italia, Inter kontra Chelsea dan Milan melawan Manchester United.

Hasil akhirnya tentu masih menunggu 17 Maret, yang merupakan laga akhir leg kedua. Tapi mereka yang memiliki ikatan batin dengan klub yang menjadi favoritnya, atau yang didukungnya, pasti melihat secara subyektif jika tim kesayangan mereka pasti bisa menembus perempat-final.

Untuk sementara, hal itu bisa dikesampingkan, karena ada hal lain yang lebih menarik diperhatikan, yaitu momen reuni dari sejumlah pemain dan pelatih.

Yang paling menyita perhatian adalah ketika Inter dipertemukan dengan Chelsea. Semua pikiran lansung fokus pada Jose Mourinho, pembesut Inter yang sempat menuai sukses di Chelsea. 
"Apa jadinya ya nanti?" kira-kira seperti itulah pikiran banyak orang, membayangkan saat Mourinho berada di Stamford Bridge, menangani tim yang berbeda di hadapan para pendukung Chelsea yang dulu sangat mengidolainya.

Sosok lain yang juga akan menjadi perhatian adalah David Beckham. Mulai Januari, dia akan bergabung dengan Milan, tim yang akan menjadi lawan United di babak 16 besar Liga Champions.

Beckham sendiri menjadi sosok yang terkenal di Old Trafford. Sebelum pindah ke Real Madrid beberapa tahun lalu, dia menjadi tokoh panutan, mulai dari gaya bermainnya di lapangan, sikap sosialnya di masyarakat, hingga cara dia tampil di muka umum, yang parlente, modis, menarik sekaligus mencuri perhatian. 


Beckham mengangkat tropi Liga Champions, saat masih membela Manchester United

Namun, apakah dia akan mendapat sambutan hangat seperti dulu setelah lebih dari lima tahun meninggalkan Manchester, dan bergabung dengan tim yang harus dihadapi United, yakni Milan? Jawaban pastinya masih harus menunggu untuk beberapa waktu.

Lihat juga Karim Benzema, yang saat ini membela Real Madrid, yang akan melawan Olympique Lyon. Lihat juga Aleksandr Hleb, yang akan kembali ke Barcelona bersama VfB Stuttgart, tim yang kini dibelanya setelah sebelumnya bermain bersama klub Spanyol itu.

Ya, drawing babak 16 besar Liga Champions musim ini banyak mempertemukan para pemain dan pelatih dengan tim yang sebelumnya pernah dibelanya, bahkan dibawa sampai ke puncak kesuksesan tertinggi, menjadi juara. Tak sedikit yang kemudian yang menyebut pertemuan ini sebagai reuni.

Tapi, laga semacam ini bukanlah sekadar reuni biasa. Reuni di sini lebih pada reuni bertajuk pembuktian diri, pembuktian jika mereka bisa lebih baik meraih kesuksesan di tim barunya, dan tidak hidup di bawah bayang-bayang kesuksesan masa lalu. Mourinho memang sempat menorehkan kesuksesan bersama Chelsea, demikian juga Beckham dan benzma saat masing-masing membela Manchester United dan Lyon. 

Tapi sekarang adalah babak baru kehidupan karir mereka dan untuk membuktikan jika mereka bisa meraih sukses di tim barunya, hanya ada satu jalan, yaitu menyingkirkan tim lama mereka, dan mengantar tim barunya ke babak yang lebih tinggi.

Ini adalah pembuktian diri.

Gilardino Tak Menyesal Tinggalkan Milan

0

Alberto Gilardino tak sabar menanti pertemuan dengan mantan klub AC Milan sekaligus mengembalikan Fiorentina kembali ke jalur kemenangan setelah kalah dari Chievo Verona di Serie A Italia pekan lalu.

Alberto Gilardino bersyukur mengalami hari-hari baik bersama Fiorentina.

"Kami tahu apa yang harus dibenahi dalam persiapan jelang laga melawan Milan. Aku harap kami mengakhiri tahun dengan baik," ujar sang striker kepada laman resmi UEFA.

"Bagiku, tak hanya sekadar senang bermain untuk Fiorentina. Aku puas dengan pilihanku. Aku bermain bagus di sini."

Gila mengalami masa-masa sulit ketika berseragam Milan sebelum akhirnya pindah ke Fiorentina 2008 lalu.

"Tahun 2009 sangat positif bagiku dengan bermain di Fiorentina, setelah masa-masa sulit di Milan. Aku yakin aku sudah membayar kepercayaan mereka. Namun, kami masih harus tampil lebih baik," pungkasnya.

Seandainya Toni Membela Milan atau Juve

0


Luca Toni mulai muak dengan media Italia yang acap mengkritiknya. Dia yakin bakal diperlakukan lebih baik jika main untuk AC Milan atau Juventus.

Penyerang Azzuri tersebut meyakini bahwa media Italia sudah memberinya masa-masa sulit semenjak dia meninggalkan Fiorentina untuk bergabung dengan klub raksasa Jerman Bayern Munich tahun 2007 lalu.

Cibiran dan komentar negatif dari pers negaranya datang kian deras setelah dia tampil buruk di Euro 2008 bersama Italia, kendati sebelumnya sudah tampil subur di level klub dengan bikin 24 gol dari 31 pertandingan di Bundesliga.

"Jika timnas Italia menang, Toni bermain buruk. Kalau Italia kalah, itu kesalahan Toni. Italia tersingkir dari Piala Eropa dan Toni bertanggung jawab. Intinya, saya sudah muak dengan itu!" geramnya kepada SID yang dikutipAFP, Kamis (11/9/2008).

Dalam pertandingan terakhirnya berkostum Italia, saat menghadapi Georgia, Toni kembali tak mampu bikin gol dan ditarik keluar di menit 71. Pertandingan itu sendiri bisa dilewati Italia dengan sukses berkat dua gol dari Danielle de Rossi.

Mengenai penampilannya dalam laga tersebut Toni mengaku puas karena sudah bermain sebagaimana instruksi pelatih. Tapi sebagus apapun dia bermain, penyerang berusia 31 tahun itu pesimistis kritikan akan berhenti.

"Semenjak saya bermain di luar negeri, saya terus menerus diserang, saya pikir itu tak adil. Tak mudah dengan adanya media dan orang yang menyerang Anda."

"Lawan Georgia, saya bermain seperti yang diinginkan Marcello Lippi. Saya puas dengan penampilan saya. Kenyataannya adalah saya akan diperlakukan lebih baik jika membela AC Milan atau Juventus, saya yakin itu," demikian Toni.

Pirlo Ingin Tuntaskan Karir Di Milan

0


Gelandang Milan itu mencoret semua opsi untuk meninggalkan San Siro.

Andrea Pirlo menegaskan keinginannya untuk tetap bertahan di Milan sampai akhir karirnya sebagai pemain.

Hal ini ditegaskannya menyusul adanya sejumlah keinginan dari beberapa raksasa Eropa, seperti Real Madrid dan Chelsea, untuk mengajaknya bergabung.

"Klub seperti Real Madrid dan Chelsea memiliki godaan tersendiri, tapi sekarang, semuanya hanyalah masa lalu," ungkap Pirlo kepada Sky Italia.

"Di Chelsea, saya bisa saja memulai petualangan baru. Milan menjalani masa sulit sebelumnya dan mungkin kemarin adalah waktu yang tepat untuk saya bergabung dengan pelatih yang saya ketahui," lanjutnya.

"Saya sudah 30 tahun dan saya berharap mengakhiri karir saya di sini. Milan adalah sebuah keluarga di mana Anda bisa merasa nyaman dan menang, Anda tak bisa mencari yang lebih baik lagi," paparnya.